Minggu, 14 Oktober 2018

Upaya menangkal radikalisme

Islam dan Kebudayaan Nusantara terangkai dalam Dies Natalis Universitas Diponegoro (Undip) ke-61. Semarang. A Acara mengaji bertema menangkal radikalisme dengan kebudayaan Nusantara tersebut dilaksanakan usai salat Isya di Lapangan Widya Puraya Undip, pekan lalu.
Tujuan diadakan acara penga­jian ini untuk mengenalkan Islam yang berkebudayaan di Undip. Acara ini mengangkat tema Ngaji Kebangsaan bertujuan untuk menanamkan semangat, mem­berikan pemahaman hubungan antara kebangsaan dan nasionalisme, mem­berikan pemahaman Islam rahmatan lil ‘alamin pada budaya dan kearifan lokal.
“Tema kebudayaan dalam Islam sangat menarik untuk memperkenal­kan Islam yang berkebudayaan kepada mahasiswa Undip dan masyarakat. Kegiatan dakwah Islam ini berlang­sung dengan baik. Harapan kami ngaji kebangsaan ini bermanfaat utamanya bagi mahasiswa dan pesan dakwah dapat tersampaikan,” ungkap Redyanto Noor, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip.
Rangkaian acara ngaji kebangsaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, hiburan dari Rebana Undip, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Mel Shandy, prakata dari Redyanto Noor, serta uraian tausiah dari Profe­sor Yos Johan Utama (Rektor Undip), dakwah oleh Zastrow Al-Ngatawi (Budayawan) bersama kelompok musik etnik Ki Ageng Ganjur dan dakwah oleh Habiburrahman El Shirazy (Penulis Novel Ayat-Ayat Cinta).
Habiburrahman menyampaikan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh ulama dan ahli tasawuf dengan penuh cinta. Islam di Indone­sia sebenarnya indah dan damai. Para ulama mengajarkan untuk menjaga kerukunan bangsa Indonesia seper­ti yang sudah tertera dalam Pancasila sebagai dasar negara. Namun diru­sak oleh paham-paham radikalisme melalui kekerasan sehingga merusak kerukunan bangsa Indonesia.

“Saya tertarik dengan acara ini ka­rena saya ingin mengetahui bagaimana cara menangkal radikalisme dengan kebudayaan Nusantara. Melalui acara ini saya mendapatkan ilmu yang ber­manfaat. Pengisi acaranya juga sangat menarik seperti penulis novel Ayat-Ayat Cinta,” ungkap Risetya, salah satu pe­serta Ngaji Kebangsaan.
Acara ditutup dengan menyanyikan lagu daerah, pembagian doorprize ke­pada peserta pengajian dan beberapa hiburan.
Ratusan jamaah mulai meramaikan pengajian akbar dalam rangka Dies Natalis Undip ke-61 di Lapangan Widya Puraya Undip.
Acara Ngaji Kebangsaan yang diketuai oleh Eko Rizki Abdul Ghoni kali ini bertujuan untuk menanamkan spirit kepada generasi muda, memberi­kan pemahaman mengenai hubung­an antara agama dan nasionalisme serta pemahaman mengenai Islam yg Rahmatan Lil ‘Alamin yang peka akan budaya dan kearifan lokal.
“Persiapan sudah dimulai sejak pertengahan Agustus dan acara ini dari Kelompok Mahasiswa NU yang beker­jasama dengan Dies Natalis Undip, “ tutur Eni selaku panitia.

Banyak jamaah yang antusias untuk menghadiri pengajian ini baik dari kalangan mahasiswa/i Undip, ibu-ibu Dharma Wanita, maupun masyarakat umum. “Dari acara ini, selain ingin me­nambah ilmu, Saya juga ingin ketemu Mas Habib Rohman penulis novel Ayat-Ayat Cinta,” tutur Ratna, mahasiswa Politeknik Negeri Semarang.
Sementara itu, Fakhriyah, salah satu peserta mahasiswa dari FIB Undip berharap semoga ke depan Undip lebih sering memberikan siraman rohani semacam ini. “Kalau harapan saya sen­diri, saya menginginkan semoga Undip ke depannya bisa lebih sering mem­berikan acara siraman rohani seperti ini,” ujarnya. pur/R-1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar